Selasa, 13 November 2012

Hiperemesis Gravidarum


Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Arif, 1999)

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)
Sebagian besar hiperesis gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat diatasi dengan berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Tetapi sebagian kecil wania hamil tidak dapat mengatasi mual muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis dipakai untuk keperluan energy, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna  terjadilah badan keton dalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik.
Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan lambung serta elektrolit natrium, kalium, dan kalsium. Penurunan kalium akan menambah beratnya muntah, sehingga makin berkurang kalium dalam keseimbangan tubuh serta makin menambah berat terjadinya muntah.
Muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh makin berkurang, sehingga darah menjadi kental (haemokonsentrasi) yang dapat melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi O2 dan makanan ke jaringan berkurang. Kekurangan makanan dan O2 ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya keadaan janin dan wanita hamil.
Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan esophagus, sehingga muntah bercampur darah.
Penyebab hiperemesis gravidarum
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa factor predisposisi dijabarkan sebagai berikut :
1.      Factor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Dapat dimasukan dalam ruang lingkup factor adaptasi adalah wanita hamil dengan animeia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormone esterogen dan koreonik gonadotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa  jumlah hormone yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.
2.      Factor psikologis
Hubungan factor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belim jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi factor kejadian hiperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitanya dapat berkurang sampai menghilang
3.      Factor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi infasi jaringan villi korialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka factor alergi dianggap dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.
Gejala klinik hiperemesis gravidarum
Sekalipun batas antara muntah dan fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi muntah yang menimbulkan gangguanh kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensive. Gambaran gejala hiperemesis gravidalum secara klinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat :
1.      Hiperemesis Gravidalum tingkat pertama:
a.         Muntah berlangsung terus
b.         Makan berkurang
c.         Berat badan menurun
d.        Kulit dehidrasi-tousnya lemah
e.         Nyeri di daerah epigastrium
f.          Tekanan darah turun dan nadi meningkat
g.         Lidah kering
h.         Mata tampak cekung
2.      Hiperemesis gravidarum tingkat kedua :
a.       Penderita tampak lebih lemah
b.      Gejala dehidrasi makin tampak mata cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor
c.       Tekanan darah turun, nadi meningkat
d.      Mata ikterik
e.       Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urin berkurang, badan aseton dalam urin meningkat
f.       Terjadinya gangguan buang air besar
g.      Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis.
h.      Napas berbau aseton.
3.      Hipremesis gravidarum tingkat ketiga.
a.         Muntah berkurang
b.         Keadaan umum wanita hamil makin menurun: tekanan darah turun, nadi meningkat, dan suhu naik,keadaan dehidrasi makin jelas.
c.         Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
d.        Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnolen sampai koma; komplikasi susunan syaraf pusat ( ensefalopati wernicke ): nistagmus-perubahan arah mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan mental.
Pengobatan / penatalaksanaan
1.      Isolasi dan pengobatan psikologis
Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat meringankan wanita hamil karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilan
2.      Pemberian cairan pengganti
Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5% sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energy, sehingga terjadi perubahan metabolism dari lemak dan protein menuju kearah pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat ditambahkan vitamin C, B komplek atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolism. Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang keseimbangan cairan yang masukdan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernafasan. Lancarnya pengeluaran urin dapat menunjukan bahwa keadaan wanita hamil berangsur-angsur membaik. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan darah, urin dan bila mungkin fungsi hati dan ginjal.
3.      Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak teratogenik (dapat menyebabkan kelainan congenital-cacat bawaan bayi)
Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan adalah :
a.       Sedative ringan
-          Phenobarbital (luminal) 30 mg
-          valium
b.      Anti alergi
-          Antihistamin
-          Dramamin
-          Avonim
c.       Obat anti mual-muntah
-          Mediamer B6
-          Emetrole
-          Stimetil
-          Avopreg
d.      Vitamin
-          Terutama vitamin B komplek
-          Vitamin C
4.      Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakinmenurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya :
a.       Gangguan kejiwaan
-          Delirium
-          Apatis, somnolen sampai koma
-          Terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke
b.      Gangguan penglihatan
-          Perdarahan retina
-          Kemunduran penglihatan
c.       Gangguan faal
-          Hati dalam bentuk ikterus
-          Ginjal dalam bentuk anuria
-          Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
-          Tekanan darah menurun
Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal
Pemeriksaan penunjang
1.        Laboratorium (faal ginjal)
2.        USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
3.        Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
4.        Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

Komplikasi
1.      Koma
2.      Ensefalopati wernicke)
3.      Perdarahan retina
4.      Muntah berdarah
5.      BB turun
6.      Dehidrasi berat
7.      Ikterik
8.      Takikardi
9.      suhu meningkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar