Senin, 12 November 2012

PEMERIKSAAN FISIK MULUT


PEMERIKSAAN FISIK MULUT

A.    Pengertian
Pemeriksaan fisik mulut yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan pada mulut dengan atau tanpa alat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi atau data yang menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya.
Teknik pemeriksaan pada mulut meliputi inspeksi, palpasi, dan perkusi (dilakukan hanya pada gigi).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan mulut yaitu :
·      Pengkajian mulut dan faring dilakukan dengan posisi duduk
·      Pencahayaan harus baik, sehingga semua bagian dalam mulut dapat diamati dengan jelas.
·      Pengkajian di mulai dengan mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut dan palatum/langit-langit mulut, kemudian faring.


B.     Indikasi
1.      Pasien yang terinfeksi HIV
2.      Stomatitis
3.      Kanker orofaring
4.      Gigi yan terinfeksi

C.     Kontra indikasi
1.      Klien dengan kondisi spasme
2.      Klien dengan kondidi koma


D.    Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan fisik mulut adalah untuk :
1.      mendapatkan informasi atau data yang menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya yaitu membedakan kondisi sehat dan penyakit.
2.      Menentukan kebutuhan hygiene oral
3.      Menentukan terapi keperawatan untuk klien dengan dehidrasi,asupan terbata, trauma oral atau obstruksi jalan nafas
E.     Alat yang digunakan
1.      Senter
2.      Spatel lidah atau kasa tunggal segi empat
3.      Handscoon


F.      Cara Kerja

Inspeksi :
1.      Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa dengan tinggi yang sejajar.
2.      Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan kongenital, bibir sumbing, warna bibir (pucat, kemerahan, cyanosis), ulkus, lesi dan masa.
3.      Lanjutkan pengamatan pada gigi dengan pasien dianjurkan membuka mulut.
4.      Atur pencahayaan yang memadai dan bila diperlukan, gunakan penekan lidah untuk menekan lidah sehingga gigi akan tampak lebih jelas.
5.      Amati keadaan setiap gigi mengenai posisi, jarak, gigi rahang atas dan bawah, ukuran, warna, lesi, atau adanya tumor. Amati juga secara khusus pada akar-akar gigi dan gusi.
6.      Pemeriksaan setiap gigi dengan cara mengetuk secara sistematis, bandingkan gigi bagian kiri, kanan, atas dan bawah dan anjurkan pasien untuk memberi tahu bila merasa nyeri sewaktu diketuk.
7.      Perhatikan pula ciri-ciri umum sewaktu melakukan pengkajian antara lain: kebersihan mulut dan bau mulut.
8.      Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan kesimetrisannya. Suruh pasien menjulurkan lidah dan amati mengenai kelurusan, warna, ulkus maupun setiap ada kelainan.
9.      Amati selaput lendir mulut secara sistematis pada semua bagian mulut mengenai warna, adanya pembengkakan, tumor, sekresi, peradangan, ulkus dan perdarahan.
10.  Beri kesempatan pasien untuk istirahat dengan menutup mulut sejenak bila cape, lalu lanjutkan dengan inspeksi faring dengan cara pasien dianjurkan untuk membuka mulut, tekan lidah pasien ke bawah sewaktu pasien berkata “ah”. Amati faring terhadap kesimetrisan ovula.









Gb.1. bibir normalnya berwarna merah muda, simetris, halus, dan lembab.

Gb. 2. Inspeksi bagian dalam mukosa oral dari bibir bawah

Gb.3. Retraksi mukosa bukal memungkinkan visualisasi yang bersih.

Gb.4. permukaan bawah dari lidah sangat bersifat vaskuler.
Gb.5. palatum keras bertempat dibagian anterior didalam atap mulut

Gb.6. spatel lidah memungkinkan perawat melihat uvula dan bagian posterior dari palatum lunak.

Palpasi
Palpasi pada pengkajian mulut dilakukan terutama bila dari inspeksi belum diperoleh data yang meyakinkan. Tujuan palpasi adalah untuk mengetahui bentuk dan setiap ada kelainan pada mulut dapat diketahui dengan palpasi, yang antara lain meliputi pipi, dasar mulut, palatum/langit-langit mulut dan lidah.
Cara palpasi agar tidak muntah
1.      Atur posisi pasien duduk menghadap pemeriksa.
2.      Anjurkan pasien untuk membuka mulut.
3.      Pegang pipi diantara ibu jari dan jari telunjuk (jari telunjuk berada di dalam). Palpasin pipi secara sistematis dan perhatikan adanya tumor atau pembengkakan. Bila ada pembengkakan determinasikan menurut ukuran, konsistensi, hubungan dengan daerahsekitarnya dan adanya nyeri.
4.      Lanjutkan dengan palpasi pada palatum dengan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya pembengkakan dan fisura.
5.      Palpasi dasar mulut dengan cara pasien disuruh mengatakan “el” kemudian palpasi dilakukan pada dasar mulut secara sistematis dengan jari telunjuk tangan kanan. Bila diperlukan beri sedikit penekanandengan ibu jari dari bawah dagu untuk mempermudah palpasi. Catat bila di dapatkan pembengkakan.
6.      Palpasi lidah dengan cara pasien disuruh menjulurkan lidah, pegang lidah dengan kassa steril menggunakan tangan kiri. Dengan jari penunjuk tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian belakang dan batas-batas lidah.

Sumber :
Buku Fundamental Keperawatan Vol.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar