Definisi
Mola hidatidosa
merupakan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak
disertai janin dan seluruh villi korealis mengalami perubahan hidropik.
Pada bebetrapa kasus
sebagian pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga
janin dapat tumbuh dan berkembang bahkan sampai aterm. Keadaan ini disebut mola
hidatidosa parsialis.
Karena mengalami
perubahan hidrotopik disertai pengeluaran hormone gonadotropin, mola hidatidosa
dapat menimbulkan gejala klinis yang bervariasi. Disamping itu infiltrasi sel
trofoblas dapat merusak pembuluh darah yang menimbulkan perdarahan, menyebabkan
kedatangan untuk memeriksakan diri.
Jenis-jenis
Mola hidatidosa komplit
Villi korion
berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat
sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karekteristik,
yaitu :
ñ Terdapat degenerasi
hidrofik & pembengkakan stroma villi
ñ Tidak ada pembuluh pada
villi yang membengkak
ñ Proliferasi dari epitel
trofoblas dengan bermacam2 ukuran
ñ Tidak adanya janin atau
amnion
Mola Hidatidosa parsial
Masih tampak
gelembungt yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih
hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada
pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan
sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih
banyak yang normal.
Gejala
Klinis Mola hidatidosa
Permulaan degenerasi
mola hidatidosa tidak banyak perbedaan gejala seperti hamil muda, yaitu nek,
mual, muntah, pusing, hanya kadang-kadang berlangsung lebih hebat. Perkembangan
hamil selanjutnya menunjukan pembesaran rahim yang pesat disertai pengeluaran
hormon semakin meningkat. Infiltrasi sel trofoblas yang merusak pembuluh darah menimbulkan
gejala sedikit demisedikit sampai perdarahan banyak dan pengeluaran gelembung
mola.pengeluaran gelembung mola oleh masyarakat telah dikenal dengan sebutan
hamil anggur. Gejala perdarahan dapat menyebabkan keadaan anemia sampai terjadi
syok. Tinggi fundus uteri pada penderita mola hidatidosa dapat lebih tinggi
dari umur kehamilan sebenarnya.
Penyebab
Penyebab terjadinya
mola belum sepenuhnya dimengerti.
Penyebab yang paling mungkin adalah kelainan pada sel telur, rahim dan/atau kekurangan gizi.
Penyebab yang paling mungkin adalah kelainan pada sel telur, rahim dan/atau kekurangan gizi.
Patofisiologi
Karakteristik mola adalah adanya konseptus jaringan trofoblastik hiperplastik yang tertanam pada plasenta. Hasil konsepsi ini tidak memiliki inner cell mass.
Karakteristik mola adalah adanya konseptus jaringan trofoblastik hiperplastik yang tertanam pada plasenta. Hasil konsepsi ini tidak memiliki inner cell mass.
Jika terjadi
gangguan pada saat embryonic inner cell mass yang seharusnya berpotensi
untuk berdiferensiasi menjadi lapisan ekto, meso dan endoderm, maka perubahan
tersebut gagal dan terjadilah pembentukan trofoblas yang akan berkembang
menjadi sitotorofoblas dan sisitiotrofoblas, danmasih mampu untuk membentuk
ekstraembrionik mesoderm yang akhirnya akan membentuk vesikel dari mola dengan
mesoderm yang longgar pada inti villinya.
Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan
USG
2. Foto
abdomen
Komplikasi
Bisa
disertai preeklampsia pada usia kehamilan yang lebih muda
Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
Emboli sel trofoblas ke paru. Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah dievakuasi
Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi
Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
Emboli sel trofoblas ke paru. Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah dievakuasi
Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi
Penatalaksanaan
1.
Perbaikan
keadaan umum
Transfusi
darah jika anemia atau syok, Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan
tirotoksikosa
2.
Pengeluaran
jaringan mola (Evakuasi)
Kuret hisap
(Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah
Histerektomi
: cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berupa mola
invasif
3.
Profilaksis
dengan sitostatika
Kasus mola
dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi
Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasan
Methotrexate atau actinomycin D. Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x
Methotrexate atau actinomycin D. Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x
4.
Pemeriksaan
tindak lanjut (Follow up)
Dianjurkan
untuk tidak hamil 1 tahun. Kondom atau pil KB, Pemeriksaan β-hCG berkala dan
radiologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar